ARTI MEMILIKI..........
Pacaran itu suatu hal yang mengesankan dan 'harus dipertahankan' jika memang sudah sepadan. Seperti kata kata berikut: cinta tak pernah akan begitu indah, jika tanpa persahabatan.....yang satu selalu menjadi penyebab yang lain dan prosesnya...adalah irreversible......
Seorang pecinta yang terbaik adalah sahabat yang terhebat. Jika engkau mencintai seseorang, jangan berharap bahwa seseorang itu akan mencintaimu persis sebaliknya dalam kapasitas yang sama. Satu diantara kalian akan memberikan lebih, yang lain akan dirasa kurang........... Begitu juga dalam cinta: engkau yang mencari, dan yang lain akan menanti......
Jangan pernah takut untuk jatuh cinta.... mungkin akan begitu menyakitkan, dan mungkin akan menyebabkan engkau sakit dan menderita..... tapi jika engkau tidak mengikuti kata hati, pada akhirnya engkau akan menangis.......jauh lebih pedih...karena saat itu menyadari bahwa
engkau tidak pernah memberi....cinta itu sebuah jalan.
Cinta bukan sekedar perasaan, tapi sebuah komitmen....
Perasaan bisa datang dan pergi begitu saja......
Cinta tak harus berakhir bahagia.....karena cinta tidak harus berakhir.....
Cinta sejati mendengar apa yang tidak dikatakan....dan mengerti apa yang tidak dijelaskan,
sebab cinta tidak datang dari bibir dan lidah atau pikiran.........
melainkan dari HATI.
Ketika engkau mencintai, jangan mengharapkan apapun sebagai imbalan, karena jika engkau demikian, engkau bukan mencintai, melainkan.....investasi.
Jika engkau mencintai, engkau harus siap untuk menerima penderitaan.
Karena jika engkau mengharap kebahagiaan, engkau bukan mencintai, melainkan....
memanfaatkan.
Lebih baik kehilangan harga diri dan egomu bersama seseorang yang engkau cintai
daripada kehilangan seseorang yang engkau cintai, karena egomu yang tak berguna itu........
Jangan mencintai seseorang seperti bunga,karena bunga mati kala musim berganti,
cintailah mereka seperti sungai, sebab sungai mengalir selamanya........
Cinta mungkin akan meninggalkan hatimu bagaikan kepingan2 kaca, tapi tancapkan dalam pikiranmu, bahwa Ada seseorang yang akan bersedia untuk menambal lukamu dengan mengumpulkan kembali pecahan2 kaca itu.....
Sehingga engkau akan menjadi utuh kembali......
So.....berjuanglah hingga dapat cinta sejati, OK
Seorang pecinta yang terbaik adalah sahabat yang terhebat. Jika engkau mencintai seseorang, jangan berharap bahwa seseorang itu akan mencintaimu persis sebaliknya dalam kapasitas yang sama. Satu diantara kalian akan memberikan lebih, yang lain akan dirasa kurang........... Begitu juga dalam cinta: engkau yang mencari, dan yang lain akan menanti......
Jangan pernah takut untuk jatuh cinta.... mungkin akan begitu menyakitkan, dan mungkin akan menyebabkan engkau sakit dan menderita..... tapi jika engkau tidak mengikuti kata hati, pada akhirnya engkau akan menangis.......jauh lebih pedih...karena saat itu menyadari bahwa
engkau tidak pernah memberi....cinta itu sebuah jalan.
Cinta bukan sekedar perasaan, tapi sebuah komitmen....
Perasaan bisa datang dan pergi begitu saja......
Cinta tak harus berakhir bahagia.....karena cinta tidak harus berakhir.....
Cinta sejati mendengar apa yang tidak dikatakan....dan mengerti apa yang tidak dijelaskan,
sebab cinta tidak datang dari bibir dan lidah atau pikiran.........
melainkan dari HATI.
Ketika engkau mencintai, jangan mengharapkan apapun sebagai imbalan, karena jika engkau demikian, engkau bukan mencintai, melainkan.....investasi.
Jika engkau mencintai, engkau harus siap untuk menerima penderitaan.
Karena jika engkau mengharap kebahagiaan, engkau bukan mencintai, melainkan....
memanfaatkan.
Lebih baik kehilangan harga diri dan egomu bersama seseorang yang engkau cintai
daripada kehilangan seseorang yang engkau cintai, karena egomu yang tak berguna itu........
Jangan mencintai seseorang seperti bunga,karena bunga mati kala musim berganti,
cintailah mereka seperti sungai, sebab sungai mengalir selamanya........
Cinta mungkin akan meninggalkan hatimu bagaikan kepingan2 kaca, tapi tancapkan dalam pikiranmu, bahwa Ada seseorang yang akan bersedia untuk menambal lukamu dengan mengumpulkan kembali pecahan2 kaca itu.....
Sehingga engkau akan menjadi utuh kembali......
So.....berjuanglah hingga dapat cinta sejati, OK
Air Mendidih....
Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai
kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa
begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana
menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah
untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah
selesai, timbul masalah baru.
Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi
3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah
air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh
wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua
dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia
membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak
membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan
apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20
menit, sang ayah mematikan api. Ia menyisihkan wortel
dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan
meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan
kopi di mangkuk lainnya.
Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat,
nak?" "Wortel, telur, dan kopi" jawab si anak. Ayahnya
mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel
itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu
terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur
dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia
mendapati sebuah telur rebus yang mengeras. Terakhir,
ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum
ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas.
Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini,
Ayah?" Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah
menghadapi kesulitan yang sama, perebusan, tetapi
masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar
dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi
lembut dan lunak.
Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya
melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah
direbus, isinya menjadi keras.
Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah
berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air
tersebut. "Kamu termasuk yang mana?," tanya ayahnya.
"Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau
menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?"
Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang
kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan
kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan
kekuatanmu.
Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati
lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya
kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan
menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama,
tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa
dan hati yang kaku?
Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air
panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk
mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat
Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi
terasa semakin nikmat. Jika kamu seperti bubuk kopi,
ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan
menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu
juga membaik.
kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa
begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana
menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah
untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah
selesai, timbul masalah baru.
Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi
3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah
air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh
wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua
dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia
membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak
membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan
apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20
menit, sang ayah mematikan api. Ia menyisihkan wortel
dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan
meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan
kopi di mangkuk lainnya.
Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat,
nak?" "Wortel, telur, dan kopi" jawab si anak. Ayahnya
mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel
itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu
terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur
dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia
mendapati sebuah telur rebus yang mengeras. Terakhir,
ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum
ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas.
Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini,
Ayah?" Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah
menghadapi kesulitan yang sama, perebusan, tetapi
masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar
dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi
lembut dan lunak.
Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya
melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah
direbus, isinya menjadi keras.
Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah
berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air
tersebut. "Kamu termasuk yang mana?," tanya ayahnya.
"Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau
menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?"
Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang
kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan
kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan
kekuatanmu.
Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati
lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya
kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan
menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama,
tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa
dan hati yang kaku?
Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air
panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk
mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat
Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi
terasa semakin nikmat. Jika kamu seperti bubuk kopi,
ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan
menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu
juga membaik.
0 komentar:
Posting Komentar